Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Sa’d bin Abi Waqash bahawa Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat dalam suatu majlis, “Adakah antara kalian yang mampu mengerjakan seribu kebaikan dalam sehari?”

Tidak ada seorang sahabat pun yang menjawab.

Bahkan semua sahabat merasakan tidak sanggup melakukan amalan sebanyak itu dalam sehari. Seorang sahabat memberanikan diri bertanya semula kepada Rasulullah SAW, “Bagaimanakah caranya supaya kami mampu mengerjakan seribu kebaikan dalam sehari wahai Rasulullah?”

Rasulullah SAW lalu bersabda, “Jika seseorang bertasbih 100 kali dalam sehari, maka akan dicatat baginya seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan” (HR Muslim). Tasbih menurut definisi para ulama adalah memurnikan Allah dari segala sifat buruk dan kekurangan dengan mengatakan SUBHANALLAH yang bermaksud Maha Suci Allah.

Bacaan tasbih adalah termasuk dalam amalan yang sangat mudah namun sarat berpahala. Sebagai sebahagian dari bacaan zikir, Tasbih boleh dilafazkan pada bila-bila masa sahaja dan walau di mana jua berada. Ianya tidak semestinya dilakukan dalam keadaan suci di dalam masjid sahaja. Tasbih adalah amalan para nabi dan orang-orang beriman.

Seluruh alam semesta yang berada di langit, bumi dan di antara keduanya, mereka semua bertasbih kepada Allah tanpa henti. Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Hanya kepunyaan Allah lah semua kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (Surah at-Taghabun, ayat 1).

Selain sarat dengan kebaikan dan pahala, tasbih juga memiliki banyak keutamaan lainnya.

Pertama, tasbih adalah ucapan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Abu Dzar r.a pernah meminta Rasulullah SAW agar diajarkan suatu perkataan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhaanallaahi wa Bihamdihi (Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya)” (HR Muslim).

Kedua, tasbih adalah amalan ringan yang sangat berat nilai timbangannya di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda: “Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai (oleh) Allah yang Maha Pengasih iaitu kalimah Subhaanallahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil ‘Adzim (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, orang yang bertasbih ditanamkan baginya sepohon kurma di syurga. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang mengucapkan Subhanallah Wabihamdihi maka baginya disiapkan tanaman pohon kurma di surga” (HR Ibnu Hibban).

Keempat, tasbih menyelamatkan dari keburukan. Inilah yang dialami oleh Nabi Yunus AS seperti diceritakan dalam kitab al-Quran. Nabi Yunus a.s yang telah ditelan ikan besar diselamatkan oleh Allah berkat bacaan tasbih yang baginda ucapkan. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih, nescaya baginda akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kiamat (Surah as-Shaffat ayat 143-144). 

Semoga kita dan zuriat keturunan kita tergolong dalam orang-orang yang sentiasa mengingati Allah dalam keadaan senang dan susah. Amiin..

Pin It on Pinterest